Selasa, 06 Januari 2015

DUH, MAKASSARKU




Oleh : Mira Pasolong
Senja itu
Gagal kucandai camar yang terbang rendah di depanku
di tepi pantai itu
Berita itu
Sungguh..
Bagaikan godam yang menghantam kepalaku
Hingga pingsan dan tak ingat apapun lagi.

Ah, mahasiswa..
Sejatinya idealisme itu suatu kebanggaan.
Pun akan semakin membanggakan ketika diperjuangkan dengan indah.

Tak ada yang salah dengan demonstrasi
Ini negeri demokrasi
Yang (katanya) membebaskan penghuninya berpendapat
Pun tak ada yang salah dengan aparat itu
Saat  turun  ke jalan
Mengamankan demonstrasi mahasiswa
Yang  karena jiwa yang masih labil
Usia yang masih muda
Kadang demonstrasi berujung anarkis.

Yang salah (mungkin) adalah
Ketika mahasiswa membakar ban
Menutup jalan
Menyandera kendaraan flat merah yag melintas.
Yang salah (mungkin) adalah
Ketika aparat keamanan
Mengarahkan moncong senapannya ke arah gedung perkuliahan
Memuntahkan pelurunya di hadapan mahasiswa yang sedang belajar
Mengobrak abrik kampus yang mestinya aman dari dentum peluru.

Duh, Makassarku nan beradat
Istirahat siangkupun menjadi terganggu
Kala berita itu terbaca di mataku.
Seorang professor dan mahasiswinya
Dalam alunan sabu-sabu
Lupa status
Lupa diri
Pada sebuah kamar hotel yang mewah.

Duh, Makassarku tercinta
Apalagi yang harus penghunimu lakukan
Untuk menjahit lukamu yang menganga?
Untuk mengobati batinmu yang terkoyak?
Cukupkah air mata ini?
Cukupkah rasa prihatin ini?

Apa yang dapat dilakukan
Ketika moral tak lagi ditempatkan di tempat yang semestinya?

Duh, Makassarku
Bersabarlah!!!!!
Suatu saat siri’ na pacce akan kembali tegak

Takana Juo, 14 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar