Oleh : Mira Pasolong
Senja
itu
Gagal
kucandai camar yang terbang rendah di depanku
di
tepi pantai itu
Berita
itu
Sungguh..
Bagaikan
godam yang menghantam kepalaku
Hingga
pingsan dan tak ingat apapun lagi.
Ah,
mahasiswa..
Sejatinya
idealisme itu suatu kebanggaan.
Pun
akan semakin membanggakan ketika diperjuangkan dengan indah.
Tak
ada yang salah dengan demonstrasi
Ini
negeri demokrasi
Yang
(katanya) membebaskan penghuninya berpendapat
Pun
tak ada yang salah dengan aparat itu
Saat
turun
ke jalan
Mengamankan
demonstrasi mahasiswa
Yang karena jiwa yang masih labil
Usia
yang masih muda
Kadang
demonstrasi berujung anarkis.
Yang
salah (mungkin) adalah
Ketika
mahasiswa membakar ban
Menutup
jalan
Menyandera
kendaraan flat merah yag melintas.
Yang
salah (mungkin) adalah
Ketika
aparat keamanan
Mengarahkan
moncong senapannya ke arah gedung perkuliahan
Memuntahkan
pelurunya di hadapan mahasiswa yang sedang belajar
Mengobrak
abrik kampus yang mestinya aman dari dentum peluru.
Duh,
Makassarku nan beradat
Istirahat
siangkupun menjadi terganggu
Kala
berita itu terbaca di mataku.
Seorang
professor dan mahasiswinya
Dalam
alunan sabu-sabu
Lupa
status
Lupa
diri
Pada
sebuah kamar hotel yang mewah.
Duh,
Makassarku tercinta
Apalagi
yang harus penghunimu lakukan
Untuk
menjahit lukamu yang menganga?
Untuk
mengobati batinmu yang terkoyak?
Cukupkah
air mata ini?
Cukupkah
rasa prihatin ini?
Apa
yang dapat dilakukan
Ketika
moral tak lagi ditempatkan di tempat yang semestinya?
Duh,
Makassarku
Bersabarlah!!!!!
Suatu
saat siri’ na pacce akan kembali
tegak
Takana Juo, 14 November 2014